Minggu, 22 Februari 2015

T E N T A N G M U.. Special person

Tuhan... boleh aku bercerita tentang dia? Ya dia yang berarti untukku
Rabb ini bukan sesuatu hal yang tak Engkau sukai bukan? jika aku bercerita tentangnya? aku harap tidak...
sekarang ini bukan menjadi rahasia kecilku lagi... baiklah akan ku mulai cerita tentang seseorang itu.

               sebelum aku menceritakan tentang dia, aku ingin memberikan sedikit informasi mengenai hubungan ku dengan dia, hubungan kami sangat dekat.. dekat sekali, aku sangat mencintainya, dialah orang pertama yang membuat ku mencintai seseorang tanpa alasan. Aku kagum sekali padanya, tak peduli apa yang orang katakan tentang dia bagiku he is number one, aku kan selalu berdo’a untuknya, meski aku tak tahu apakah dia mengerti bahwa sedalam ini aku mencintainya, dulu, sekarang, dan nanti akan tetap begitu. Meski dia telah lama PERGI, dan takkan pernah kembali walau hanya sedetik, meski aku dan dia tak lagi berada di dunia yang sama mungkinkah dia kan mengerti bahwa aku disini sangat mencintai dan mengaguminya. Aku pun tak tahu apa ia sangat mencintaiku atau biasa saja, aku bahkan takut jika ia menyesal telah memiliki aku, sekarang yang aku lakukan disini hanya berusaha untuk sedikit saja mengurangi bebannya nanti, ketika ia dipertanyakan di hadapan sang Khalik tentang aku.. setidaknya aku berusaha untuk tidak memperburuk keadaan. Aamiin.
            Awal pertemuan ku dengan dia, aku bahkan tak mengingatnya kapan masa itu, aku hanya memakai logikaku dari bukti yang ada , bukti akurat yang menjelaskan pertemuan pertama itu, aku hanya ingat bahwa aku pernah melewati hari – hari yang sangat menyenangkan bersamanya. Berdasarkan bukti dari catatan sipil dan dari cerita beberapa saksi, pertemuan awal aku dan dia terjadi sekitar 20 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal xx bulan xx 1994. Hari dimana aku dilahirkan oleh ibuku ke dunia ini, karena dia ikut menjadi saksi kelahiranku. Saksi bahwa Rabb telah menciptakan makhluk baru nan mungil, bayi yang masih suci itu kemudian diberi nama IKA WULAN TINATA. Dia bahkan berdo’a untukku, ia berikan nama terbaik untuk ku pakai seumur hidupku, dialah yang pertama kali mengenalkanku pada kalimat – kalimat Allah, ia kumandangkan adzan dengan perasaan harunya, mungkin saat itu ia sangat bahagia, entahlah aku tak sempat benar- benar bertanya akan hal itu.
            Dialah yang Allah amanahkan untuk menjaga, melindungiku, dengan tangannya aku mengerti sentuhan kasih, tangan itu adalah tangan yang paling ku suka, aku bahkan senang sekali tidur di pangkuannya (sesuatu yang sangat ku rindukan), suapannya di setiap sarapan pagi, aku yang hanya mengerti sebuah kesenangan pada masa itu, aku bahkan dulu tak pernah berpikir  untuk apa senyumnya, tawanya, marahnya, takutnya, sedihnya. Yang kini hanya mampu aku simpulkan mungkin semua itu dia lakukan karena ia menyayangiku. Aku mengingat wajah lelahnya, wajah marahnya, wajah bahagianya, dan yang paling membuatku terluka adalah ketika aku melihat wajah sedih dan kecewanya, aku dulu tak sempat bertanya, hal apa yang membuatnya sedih dan kecewa? Tak sempat bertanya hal apa yang dia ingin untuk aku lakukan agar ia bahagia? Aku tak pernah sempat untuk benar – benar membuatnya bahagia. MAAFKANLAH AKU....
            Mungkin ketulusannya tak perlu diragukan lagi, tapi aku tak tahu apa kasih sayangnya padaku hanya sebatas kewajiban atau memang benar- benar karena sayang.. meski banyak hal yang tak ku tahu dan mengerti, banyak keraguanku akan kasihnya, aku akan tetap mencintainya sampai kapanpun. Aku berharap di akhirat nanti aku dapat bertemu kembali dengannya. Peninggalannya tak bisa aku jaga, hingga aku harus kehilangan hal itu, satu hal peninggalannya yang sangat berarti dan akan selalu ku jaga, hal itu adalah keyakinan, islam. Begitu panjang cerita tentangnya , semakin panjang aku bercerita mungkin akan semakin pilu hatiku menulisnya. Saat terakhir aku berbicara dengannya aku hanya mencium tangannya, tanpa sempat mengatakan aku mencintainya, ia pergi tanpa meninggalkan kata – kata untukku, dulu ia menjadi saksi saat aku menghembuskan nafas dan tangisan pertamaku, kemudian sekitar 12 tahun yang lalu aku ikut menjadi saksi saat ia menghembuskan nafas dan air matanya yang terakhir. Saat itu aku bahkan tak mengerti apa arti semua itu, aku tak benar – benar tahu bahwa itu adalah saat terakhirku, saat aku takkan mungkin lagi melihat wajahnya secara nyata, menyentuhnya, atau bahkan mencium tangan dan keningnya. Itulah yang menjadi kesedihan ku setelah masa itu, setiap hari aku berpikir tentang kepergiannya, tentang mengapa ia pergi lebih awal, aku bahkan pernah berkhayal akan pergi bersama - sama dengannya tapi ia meninggalkanku dan seluruh keluarga ini. Tak ada lagi suapan sarapan pagi, tak ada lagi belaian tangan sebelum tidur, tak ada lagi yang mau pura – pura menjadi murid dari aku, guru cilik ini. Tak ada lagi hukuman, tak ada lagi pelukannya. Kehidupan keluarga ini benar – benar kehilangan sosoknya, keluarga ini terasa hambar dan dingin. Aku tak tau lagi arti sebuah kehangatan dalam sebuah keluarga, semua itu terasa hanya mimpi bagiku, kenangan manis itu hanya seperti mimpi, tak benar- benar nyata, tapi rasa sakit dan pilu ini menyadarkanku bahwa semua yang telah terjadi bukanlah sekedar MIMPI. Semua itu adalah nyata, kenyataan yang membuat ku tak mengerti harus bagaimana, menjadi apa, kemana. Dia benar- benar telah meninggalkan ku.
            Untuk pertama kalinya dalam hidupku ketika aku mulai mampu untuk berpikir, kepergiannya adalah ujian pertama yang Allah berikan untukku, saat itu aku tak tau harus bagaimana, aku tak tau harus marah atau harus bersabar, aku hanya merasa hidupku hampa, dan aku hanya berusaha untuk menghabiskan waktu yang sangat panjang setiap harinya, tanpa ada lagi rasa, aku diam dengan diriku sendiri. Semua itu terus terjadi sampai aku menemukan sosok baru, sosok yang menjadi nomor 2 di hatiku.
               
untuk mu yang jauh disana.. yang menjadi tokoh utama dalam cerita ini ,Terima kasih telah menjadi sosok terhebat untukku, terima kasih untuk semua yang telah kau lakukan dulu. Maafkan aku belum sempat bertanya tentang hal apa yang kan membuatmu bahagia! Hingga kini aku hanya mampu berusaha untuk sedikit saja mengurangi beban tanggung jawab mu di hadapan Allah.. Semoga Allah menempatkan mu di tempat yang baik, menyayangimu dan meridhoimu. Aamiin Allaahumma Aamiin....
LOVE YOU ALWAYS Daddy.. Thank you my lovely Father...      
                                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar